Sabtu, 28 Maret 2015



1.       PEMBAHASAN

1.1    Perspektif Utama Dalam Psikologi

lima cara pandang yang menonjol dalam psikologi dewasa ini adalah perspektif biologis, belajar, kognitif, sosiokultural, dan psikodinamika. Semua pendekatan ini secara unik mengajukan sejumlah pertanyaan mengenai perilaku manusia, asumsi tentang cara kerja pikiran manusia, dan yang terpenting penjelasan tentang alasan seseorang berbuat sesuatu.
a.        Perspektif Biologis
berfokus pada cara berbagai peristiwa yang berlangsung dalam tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan, dan pikiran seseorang. Implus-implus elektrik bergerak di sepanjang rangkaian sistem saraf yang rumit. Rangkaian hormon yang terkandung hormon yang terkandung di sepanjang aliran darah memberi tahu organ internal untuk memperoleh sel otak yang satu dengan memberi tahu organ internal untuk memperlambat atau mempercepat kerjanya. Zat kimiawi mengalir melintas ruang-ruang kecil yang memisahkan sel otak yang satu dengan sel otak lainnya. Para psikolog yang menerapkan persepektif biologis memperlajari cara berbagai peristiwa fisik ini berinteraksi dengan peristiwa di lingkungan eksternal sehingga menghasilkan persepsi, ingatan, dan perilaku.
Para ilmuwan dengan perspektif ini mempelajari bagaimana biologi mempengaruhi proses belajar dan prestasi, persepsi tentang realitas, pengalaman emosi, dan kerentanan gangguan emosional. Ilmuwan-ilmuwan ini mempelajari cara pikiran dan tubuh saling berinteraksi satu sama lain dalam menimbulkan kondisi sakit dan sehat. Mereka menelaah konstribusi gen dan sejumlah faktor biologis lainnya dalam mempengaruhi perkembangan kemampuan dan sifat kepribadian. Dalam perspektif ini muncul, psikologi evolusi sebagai sebuah spesialisasi baru dan populer yang dipengaruhi oleh faktor genetis dan yang bersifat fungsional atau adaptif selama proses evolusi di masa lampau dapat tercermin dalam berbagai perilaku, proses mental, dan sifat mental kita di masa. sekarang  pesan yang hendak disampaikan oleh pendekatan biologis ini adalah bahwa kita tidak bisa memahami diri kita sendiri sepenuhnya jika kita tidak mengetahui tubuh kita.
b.        Perspektif Belajar
menelaah cara lingkungan dan pemalaman mempengaruhi tindakan seseorang atau organisme lain. Dalam perspektif ini, para penganut aliran behaviorisme (behaviorist) menaruh perhatian pada peranan penghargaan (reward) maupun hukuman (panishmenr) dalam mempertahankan atau mengurangi kecenderungan munculnya perilaku tertentu. Sebagai contoh: apakah anda kesulitan dalam menaati jadwal?. Seorang penganut aliran behaviorisme akan menganalisis gangguan lingkungan yang dianggap dapat membantu menjelaskan masalah ini. Behaviorisme merupakan aliran psikologi ilmiah yang dominan di Amerika Utara selama hampir setengah abad, pada dekade 1960-an.
Di sisi lain, pengikut teori perspektif belajar sosial-kognitif berusaha menggabungkan berbagai unsur dari behaviorisme dengan berbagai penelitian mengenai pikiran, nilai, ekspresi, dan niat. Mereka yakin bahwa proses belajar seseorang tidak hanya dicapai melalui proses mengadaptasi perilaku agar sesuai dengan lingkungan, namun juga melalui proses peniruan perilaku orang lain dan dengan memikirkan berbagai peristiwa yang berlangsung di sekitar mereka. Perspektif belajar memiliki banyak aplikasi praktis. Secara historis, desakan dari para penganut aliran behaviorisme mengenai pentingnya ketepatan dan objektivitas telah berperan besar bagi kemajuan psikologis sebagai ilmu. Di damping itu, berbagai penelitian mengenai pentingnya ketepatan dan objektivitas telah berperan besar bagi kemajuan psikologi sebagai menghasilkan berbagai temuan yang sangat terpecaya.
c.    Perspektif Kognitif
menekankan hal yang berlangsung di pikiran seseorang. Bagaimana seseorang berfikir, mengingat, memahami bahasa memecahkan masalah menjelaskan berbagai pengalaman, memperoleh sejumlah bahasa, memecah masalah, menjelaskan berbagai pengalaman, memperoleh sejumlah standar moral dan membentuk keyakinan (kata kognitif berasal dari bahasa Latin yang berarti “mengetahui” atau “untuk diketahui”). “Revolusi kognitif” dalam psikologi selama tahun 1970-an telah membawa perspektif ini ke garis depan.
Salah satu konstribusi penting yang telah disumbangkan perspektif ini adalah memperlihatkan bagaimana pikiran dan penjelasan yang seseorang kemukakan mempengaruhi berbagai tindakan perasaan dan pilihan mereka. Melalui berbagai metode yang cerdas untuk menyimpulkan proses mental berdasarkan perilaku yang terobservasi, kini para peneliti kognitif mampu mempelajari fenomena yang dulu pernah menjadi bahan spekulasi, seperti emosi, motivasi, dan wawasan (insight). Mereka merancang berbagai program komputer yang memperagakan cara manusia menyelesaikan tugas-tugas kompleks, menemukan apa yang berlangsung dalam pikiran seorang bayi dan mengidentifikasikan tipe-tipe intelegensi yang tidak takut terukur oleh tes IQ konvensional. Kini pendekatan kognitif merupakan salah satu perspektif yang paling kuat dalam prikologi. Pendekatan kognitif juga telah memberikan inspirasi bagi pembangunan penelitian secara besar-besar tentang cara pikiran yang sangat rumit dan kompleks.
d.        Perspektif Sosiokultural
berfokus pada kekuatan sosial dan budaya sebagai kekuatan yang berkerja di luar individu. Kekuatan sosial aspek perilaku manusia. Mulai dari cara kita mencium sampai apa yang kita makan dan dimana peraturan budaya pada hampir seluruh perilaku kita. Kita ibarat ikan yang tidak sadar bahwa kita hidup di air, meskipun demikian jelasnya pengaruh air dalam kehidupan kita. Para psikolog dan perspektif ini mempelajari air yakni lingkungan sosial dan budaya tempat manusia “berenang” setiap harinya.
Melalui perspektif ini para psikolo sosial mengarahkan penelitiannya pada peraturan peran sosial, cara seseorang menaati otoritas, cara kita dipengaruhi oleh orang lain seperti pasangan, kekasih, teman, atasan, orang tua, dan orang asing. Psikolog budaya menelaah cara peraturan dan nilai budaya baik yang ekspelisit maupun implisit menpengaruhi perkembangan perilaku dan perasaan seseorang untuk menolong orang asing yang sedang mengalami kesulitan, atau cara budaya, mempengaruhi apa yang dilakukan seseorang ketika sedang berada dalam keadaan marah. Karena manusia pada hakikatnya adalah hewan sosial yang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang berbeda-beda. Perspektif sosiokultural telah membuat psikologi menjadi disiplin ilmu yang lebih representatif dan tepat.
e.         Perspektif Psikodinamika
menguraikan dinamika ketidaksadaran seseorang, seperti dorongan dalam diri, konflik , dan energi insting. Perspektif ini berasal dari teori psikoanalisis Freud, namun kini dilengkapi tambahan dari teori-teori psikodinamika lainnya. Para psikolog psikodinamika mencoba menggali higngga dasar permukaan perilaku seseorang untuk menemukan sumber-sumbe yang tidak disadari. Mereka menganggap diri mereka arkeolog pikiran.
Jika diibaratkan sebagai tangan, perspektif psikodinamika adalah jempol, yang terkait dengan jari-jari lainnya, namun juga terpisah, karena secara radikal berbeda dari pendekatan-pendekatan lain, baik dalam bahasa yang digunakan, metode, maupun standar penentuan keabsahan ilmiahnya. Meskipun beberapa ilmuawan psikologi melakukan studi empiris terhadap konsep-konsep psikodinamika, banyak ilmuwan lainnya berpendapat bahwa pendekatan psikodinamika seharusnya digolongkan ke dalam filsafat atau sastra, dan bukan ke dalam psikologi akademik. Agaknya anda tidak akan banyak menjumpai psikoanalisis dalam sebagian besar jurnal ilmiah psikologi (Robins, Gosling dan Craik. 1999). Meskipun demikian, diluar psikologi empiris, banyak psikoterapi, novelis, maupun orang awam yang tertarik pada pendekatan psikodinamika, yaitu berfokus pada masalah-masalah psikologis besar seperti hubungan antara dua jenis kelamin. Kekuatan seksualitas, dan ketakutan universitas terhadap kematian. Selengkapnya, dalam buku ini kita akan membahas banyak hal yang kontroversial secara terus terang menganai berbagai masalah psikodinamika.
1.2       Metode-metode dalam Psikologi
Metode tertua yang digunakan  dalam lapangan psikologi ialah Spekulasi. Akan tetapi akibat perkembangan ilmu perkembangan pada umumnya kemudian metode tersebut mulai di tinggalkan berkembang menjadi metode instropeksi  yaitu sejak didirikannya laborotirium I di Leipzeig oleh wundt, dan semenjak itulah mulai di rintis metode baru yang  mendasarkan atas pengalaman – pengalaman empiris.
Dalam suatu penelitian ilmiah tidaknya suatu penelitian itu sangat di tentukan oleh metode penelitian. Oleh karenanya penentuan metode penelitian sangat penting setelah kita berhasil merumuskan permasalahan.
Dalam psikologi metode – metode yang di pergunakan dalam penelitian juga sama dengan metode – metode yang di terapkan oleh ilmu – ilmu lainnya . Pada dasarnya metode penelitian dapat dibedakan atas 2 bagian  besar yaitu Metode Longitudinal dan Metode Crossectional.
a. Metode Longitudinal
            Metode ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu yang relative lama untuk mencapai suatu hasil penelitian. Dengan metode ini penelitian dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan bahkan mungkin tahun demi tahun. Karena itu apabila dilihat dari segi perjalanan penelitian ini adalah secara vertikal. Dengan metode ini keuntungan yang di dapatkan yaitu peneliti dapat mengikuti perkembangan seseorang dengan teliti. Adapun kelemahannya ialah karena metode ini dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan bahkan tahun demi tahun maka membutuhkan waktu yang sangat panjang , selain itu penyelidik sangat tergantung pada orang yang di selidiki dalam jangka waktu yang sangat panjang.
b.  Metode Cross-sectional
Merupakan suatu metode penelitian yang tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama didalam melakukan penelitian. Dengan metode ini dalam waktu yang relatif singkat dapat disimpulkan bahan yang banyak atau sesuai kebutuhan. Jadi kalau dillihat dari jalannya metode ini merupakan penelitian Horisontal.  Sebagai contoh penelitian yang menggunakan metode  Cross-sectional ialah penelitian yang menggunakan metode kuesioner atau angket. Dengan menggunakan angket dalam waktu yang singkat penelidik akan mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Kelemahan dengan metode tersebut adalah karena waktu yang sifatnya singkat maka kurang menggambarkan apa yang di teliti oleh peneliti. Untuk menutupi kekuraangan dari masing - masing metode tersebut maka para penyelidik sering menggabungkan kedua metode tersebut dalam penelitiannya.  Misalnya untuk meneliti perkembangan emosional anak usia 6 sampai 9 tahun, dengan metode ini peneliti tidak perlu membtuhkan waktu tiga tahun tetapi cukup dengan waktu misalnya satu tahun. Disini peneliti menggunakan sampel untuk kelompok anak usia 6 tahun, 7 tahun, dan 8  tahun. Selama satu tahun masing – masing kelompok  sampel tersebut secara bersamaan diobservasi ( diikuti ) perkembangan emosinya sehingga pada akhir penelitian di peroleh data dan kesimpulan tentang perkembangan emosi anak 6 – 7 tahun, 7 – 8 tahun, dan 8 – 9 tahun ( karena masing –masing kelompok Sampel diobservasi selama satu tahun penuh secara bersamaan) jadi perkembangan anak usia 6 – 9 tahun dioperoleh lebih cepat di banding  dengan metode longitudinal. Kalau di lihat dari   perjalanan waktu penelitian, metode ini merupakan penelitian horizontal.
Untuk lebih terperinci dapat di kemukakan metode-metode yang digunakan dalam lapangan psikologi sebagai berikut:
1) Metode Introspeksi                                                                            
Introspeksi adalah Melihat kedalam (intro = kedalam dan speksi <spectare> =melihat). Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan melihat peristiwa-peristiwa atau gejala kejiwaan kedalam dirinya sendiri. Oleh karenanya maka penyelidikan ini dilakukan dengan kesadaran yang penuh dan dilakukan secara sistematik yang sesuai dengan norma – norma penyelidikan ilmiah. Adapun kelemahan dari metode ini ialah adanya tingkat subyektifitas yang tinggi karena seringnya orang tidak jujur dalam mengadakan penelitian terhadap dirinya sendiri terutama berkaitan dengan hal – hal yang kurang baik. Oleh karena itu dalam metode tersebut sulit untuk mencapai keobyektifitas  sedangkan obyektifitas dalam sebuah penelitian sangatlah di butuhkan atau di tuntut.
Aguste comte seorang ahli filsafat perancis  berpendapat bahwa intropeksi tidak akan menberikan hasil yang baik. Karena tidak ada orang yang dapat mempelajari dirinya sendiri secara obyektif.
Wundt adalah orang yang pertama kali mengenalkan metode introspeksi setelah mengetahui kelemahannya maka lebih suka menggunakan istilah retrospeksi  ( retro = kembali , dan spektare = melihat ).
Menurut bimo bahwa  metode introspeksi diatas lebih tepat bila di sebut dengan metode retrospeksi, karena dalam pencarian data penyelidik berusaha melihat kembali peristiwa – peristiwa kejiwaan yang telah terjadi dalam diri sendiri. Sebab apa yang diselidiki adalah apa yang terjadi, bukanlah apa ang sedang terjadi  didalam dirinya, sehingga istilah retrospeksi akan lebih cepat dari introspeksi.
Meskipun metode introspeksi mempunyai kelemahan akan tetapi metode intospeksi tersebut memiliki arti sangat besar dalam lapangan psikologi, karena ada peristiwa – peristiwa kejiwaan yang hanya dapat dimengerti oleh keinginan diri sendiri. Oleh karena kelemahan dalam metode introspeksi maka munculah metode baru yang merupakan penggabungan antara metode introspeksi dengan metode eksperimen yang akhirnya dikenal dengan metode introspeksi eksperimental .
2) Metode Introspeksi eksperimental
Ialah metode introspeksi terhadap kejadian – kejadian yang ditimbulakan dengan sengaja yaitu dengan percobaan – percobaan (eksperimental). Metode ini merupakan metode penggabungan dari introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode introspeksi murni hanya dari penelitian yang menjadi objek. Tetapi pada introspeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang orang yang dieksperimentasi itu. Metode ini dipelopori oleh Oswald kulpe seorang ahli psikologi dari jerman yang merupakan salah satu murid dari willem wundt.
Adapun perbedaan – perbedaan mendasar dari metode introspeksi dengan metode introspeksi eksperimental adalah di dalam metode introspeksi yang murni  penelidik menjadi obyek penyelidikan akhirnya kesimpulan hanya didasarkan pada dirinya sendiri  sementara dalam metode intospeksi eksperimen  yang menjadi obek penyelidikan ( obyek eksperimen ) bukanlah diri penyelidik melainkan subek lain yang terdiri lebih dari satu subyek atau dalam jumlah yang banyak. Dengan subyek penelitian yang banyak  maka sangatlah diharapkan bahwa hasil penelitian memiliki obyektifitas.
Ciri – ciri Metode Introspeksi eksperimen adalah :
a.       Subyek penelitian terdiri lebih dari satu orang ( kelompok ).
b.      Subyek penyelidikan di beri tugas,, misalanya memecahkan suatu permasalahan (problem solving)
c.       Langkah selanjutnya individu di harapakan untuk menceritakan kembali dengan teliti bagaimana subyek penyelidikan  mendapatkan jawaban – jawabannya ( retrospeksi ) terhadap tugas yang diberikan.
d.      Menyimpulakan jawaban dari tiap – tiap individu. Dimana kesimpulan yang diperoleh penyelidik adalah berdasarkan introspeksi eksperimental.
3) Metode Ekstropeksi
Arti kata ektrospeksi ialah melihat keluar ( extro = keluar speksi  dari spektare = melihat ). Metode ekstrospeksi muncul  untuk mengatasi metode sebelumnya yaitu introspeksi yang oleh para ahli di anggap memiliki banyak kelemahan . pada metode ekstrospeksi yang menjadi subyek penelitian ialah orang di luar diri penyelidik atau orang lain dengan demikian diharapakan adanya sifat yang lebih obyektif dalam melakukan menyelidikan .Metode ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode introspeksi. Pada metode ekstropeksi subjek penelitian bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan demikian diharapkan adanya sifat yang objektif dalam penelitian itu.
4) Metode Kuesioner
Kuesioner sering pula disebut angket merupakan metode penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penelitian tersebut dan berdasarkan pada jawaban dan atau isian itu penyelidik mengambil kesimpulan mengenai subyek yang di selidiki.
Angket berdasarkan  atas subyek yang di berikan angket dapat digolongkan sebagai berikut :
a.       Angket langsung yaitu apabila yang menjawab atau mngisi angket itu subyek yang diselidiki sendiri ( bukan orang lain )
b.      Angket tidak langsung yaitu apabila yang harus menjawab atau mengisi angket bukan subyek yang di selidiki sendiri melainkan orang lain . subyek pada angket tidak langsung, bisa anak kecil, orang tua, atau orang yang memiliki cacat fisik misal buta dan buta huruf dan sebagainya.
Adapun angket apabila di tinjau dari bentuknya angket di bedakan menjadi tiga bentuk yaitu :
a.       Angket dengan bentuk pertanyaan tertutup ( close question ) yaitu bentuk pertanyaan dimana orang yang kenai angket ( responden ) tinggal memilih jawaban – jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut. Pada angket jenis ini responden tidak dapat memberikan jawaban yang luas karena telah di batasi oleh alternative – alternative jawaban yang telah tersedia..
b.      Angket dalam bentuk pertanyaan terbuka ( open question )  yaitu bentuk pertanyaan dimana responden masih di berikan kesempatan seluas – luasnya untuk memberikan jawaban. Pada agket jenis ini belum dibatasi bagaimanaa jawaban dari masing – masing item.
c.       Angket dengan  pertanyaan terbuka dan tertutup ( open and close questioner ) yaitu merupakan campuran dari kedua macam pertanyaan tersebut. Pada agket jenis ini responden harus menjawab pertanyaan yang harus di jawab dengan leluasa dan pertanyaan yang jawabannya sudah di sediakan atau dibatasi.
Berdasarkan tasa aspek – aspek kepribadian di selidiki di bedakan menjadi :
a.       Angket umum, yaitu angket yang bertujuan untuk mendapatkan data yang selengkap mungkin mengenai subyek yang diselidiki sehingga dapat menghasilkan apa yang biasa di sebut `` psikografi ``.
b.      Angket khusus yaitu angket yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai gejala – gejala atau aspek – aspek kepribadian khusus, misalnya kesukaran dalam belajar dan sebagainya.
Seperti halnya metode penelitian yang lainya metode angket juga memiliki kelemahan di samping memiliki kelebihan. Keuntungan metode angket ialah
a)      Biaya relatif rendah
b)      Waktu untuk mendapatkan data relative singkat dan dalam waktu yang singkat dapat diperoleh banyak data.
c)      Untuk  pelaksanya tidak di butukan keahlian mengenai lapangan yang sedang di selidiki.
d)     Dapat di lakukan sekaligus dengan subyek yang besar jumlahnya
e)      Menjangkau sempel dengan jumlah yang besar karena dapat dikirimkan lewat pos, e-mail dan lain lain.
Kelemahan – kelemahan metode angket
a)      Terlebih dahulu harus ada perumusan yang benar – benar jelas mengenai masalahnya. Hal ini tidak mudah melakukanya.
b)      Kalau masalah jelas. Merumuskan dalam angket tidak mudah. Bahasa yang di gunakan harus cukup mudah dan dapat diharapkan diberi arti sama oleh mereka yang harus mengisinya. Karena itu pemilihan kata – kata yang digunakan terlebih – lebih istilah teknis harus benar – benar teliti.
c)      Jika kedua hal tersebut diatas telah dapat diatasi dan angket telah di kirim kepada sejumlah besar subyek maka akan ternyata yang menjawab dan mengirim kembali angket itu hanya sebagian dari subyek yang diselidiki. karena berbagai alasana mungkin karena kesibukan. Mungkin karena yang diselidiki dalam angket jawaban mengenai kelemahannya dan alasan – alasan yang lain lagi – orang tidak mengirim lagi angket yang di terimanya . hal ini dapat berakibat data yang diperoleh tidak dapat memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai hal yang diselidiki.
d)     Dari data yang di peroleh masih ada kesukaran lagi karena bahasa yang dipergunakan oleh si penjawab tidak mempunyai arti yang sama sehingga interprestasinya harus hati – hati.
e)      Tidak dapat benar – benar di jamin, bahwa jawaban atau isian dalam angket memberikan data menurut apa adanya. Mungkin dengan sengaja atau tidak si subyek menyembunyikan kelemahannya. Mungkin untuk menjawab atau mengisi itu dia merundingkan dengan orang lain dan hal ini tidak dapat di usut.
5) Metode Interview ( wawancara )
Dalam interview, peneliti mengajukan pertanyaan – pertanyaan dan menganalisis jawabanya. Sifat dari interview tergantung pada tujuan penelitian. Kadang – kadang kita melakukan interview dengan dipandu oleh sejumlah pertanyaan yang telah disusun ( kuesioner ) ;  kadang juga peneliti melakukan interview seorang demi seorang secara terpisah ; kadang peneliti menghabiskan waktu berjam – jam untuk masing – masing subjek karena melakukan interview secara mendalam.
Peneliti Dapat menggunakan in-depth interview dan seringkali ditambah dengan observasi dan kuesioner untuk menggali perkembangan individu. Apabila ingin meneliti tentang bagaimana seorang anak remaja menjadi nakal , maka akan ditanyakan sejumlah pertanyaan yang sudah tersedia yang berisi indicator dari perilaku nakal, kemudian melalui pertanyaan mendalam menanyakan tentang latar belakang keluarga, pergaulan, sejarah akademiknya, dan melakukan observasi di sekolah atau dalam pergaulannya di luar sekolah juga di rumah.  Semua ini dilakukan untuk mengetahui mengapa dan bagaimaan remaja tersebut menjadi nakal
Melakukan wawancara berarti pewawancara melakukan  Tanya jawab dengan subjek untuk memancing agar subjek mengungkap isi hatinya, pandangan – pandanganya dan lain – lain sehingga pewawancara bisa menggali informasi yang di perlukan. Untuk wawancara yang baik memang tidak mudah dan perlu beberap latihan karena tidak mudah untuk membuka pinti hati seseorang dalam waktu singkat. Ada beberapa teknik wawancara yang dapat digunakan pewawancara, yaitu :
1)      Wawancara bebas, pertanyaan dan jawaban di berikan secara bebas oleh psikolog maupun yang diwawancara.
2)      Wawancara terarah, dalam hal ini sudah ada beberapa pokok pembahasan yang harus diikuti pewawancara dalam mengadakan wawancaranya.
3)      Wawancara terbuka, pertanyaan sudah ditentukan sebelumnya, namun jawaban dapat di berikan secara bebas aatau tidak terikat.
4)      Wawancara tertutup, pertanyaan sudah ditentukan sebelumnya dan kemungkinan – kemungkinan jawaban juga sudah disediakan sehingga orang yang di periksa hanya tinggal memilih pilihan jawaban yang sudah di sediakan oleh pewawancara.
Menurut bentunya wawancara dapat di golong – golongkan sebagai berikut :
a)      Wawancara tak berstruktur atau bebas ( non structured interview ) yaitu wawancara dimana arah pembicaraan sekehendak tidak terbimbing kesuatu tema pokok tertentu. Karena sifat pembicraraan yang demikian itu maka suasana dalam wawancara itu akan benar – benar bebas tanpa syak wasangaka. Sehingga apa yang terkandung di hati dapat dilahirkan tanpa ragu – ragu. Akan tetapi disamping kebaikan bahwa dapat diciptakan suasa bebas itu bentuk wawancara ini mengandung kelemahan yaitu karena tema pokok pembicaraan tidak di tentukan terlebih dahlulu, maka besar kemungkinan bahwa hal yang sebenarnya yang akan di selidiki akan menyimpang kemana – mana.
b)      Wawancara berstruktur (structured interview ) yaitu wawncara diman hal – hal yang akan  dibicarakan telah ditentukan terlebih dahulu.  Keuntungan dari wawancara ini arah pembicaraan telah pasti yaitu terbatas pada hal – hal yang perlu d dibicarakan dalam wawanncara itu. Jadi tidak mungkin pembicaraan akan menyimpang pada soal – soal yanga lain. Sedangkan kelemahannya, di karenakan dalam wawancara terlalu formil, maka sukar di dapat suasana yang benar – benar bebas dan santai subyek yang diselidiki terdorong menjawab tidak terus terang sehingga data yang di peoleh secara wajar kiranya akan sangat besar manfaatnya untuk kepentingan diagnosis psikologis.
c)      Wawancara terarah , wawancara ini merupakan sintesa dari kedua bentuk wawancara yang telah dibicarakan di atas . dimulai dengan bentuk struktur unuk menimbulkan suasana bebas dan santai serta akrab.
Kelebihan metode wawancara adalah dalam perbandingan dengan metode – metode yang telah di bicarakan terlebih dahulu. Berkat adanya face to face relation antara si penyelidik dan subyek yang di selidiki, hal – hal yang menimbulkan keragu – raguan dapat segera di cari kejelasannya. Dengan persiapan yang teliti dan di lakukan oleh penyelidi yang mampu, metode ini akan memberikan data yang sangat kaya.
Kelemahan – kelemahan metode wawancara ialah metode wawancara menuntut persyaratan yang sangat berat sehngga sering di pandang sebagai kelemahan metode tersebut. Diantara hal tertsebut adalah pelaksana harus benar – benar tahu dalam bidang yang di selidiki jika di kehendaki penelidikan itu berhasil dengan sebaik – baiknya, biaa relative tinggi dan waktu yang di perlukan panjang.
6) Metode Biografi
Merupakan metode tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup. Dalam biografi, orang menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun sifat-sifat lain mengenai orang yang bersangkutan. Dalam biografi orang menguraikan tentang keadaan, sikap – sikap atau sifat – sifat lain mengenai diri yang bersangkutan. Metode ini lebih mengarah ke sejarah kehidupan. Karena sejarah hidup seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk memengaruhi jiwa orang bersangkutan. Metode ini dapat disusun melalui dua cara, yaitu : melalui pembuatan buku harian, dan melalui rekonstruksi biografi.
Bahan – bahan biografis yang banyak digunakan dalam penyelidikan adalah :
        i.            Biografi yaitu tulisan mngenai kehidupan yang di buat oleh orang lain sering sangat bermanfaat dalam mengungkapkan kepribadian seseorang. Tulisan ini sering di pengaruhi oleh sikap penuis terhadap orang yang ditulis biografinya. Suatu anjuran , hendaklah metode ini jangan dipergunakan sebagai metode tunggal dan satu – satunya metode .
      ii.            Otobiografi yaitu biografi yang ditulis sendiri oleh obyek yang bersangkutan . kiranya mudah sekali dimengerti bahwa entah dengan sengaja atau tidak orang akan berusaha menyembunyikan kelemahannya dalam tulisan tersebut. Dengan demikian maka analisa dan interprestasi mengenai data ini lebih membutuhkan kehati – hatian.
    iii.            Buku harian, buku harian di tulis oleh seseorang biasanya berisikan hal – hal yang bersifat pribadi dan biasanya yang dianggap rahasia oleh yang bersangkutan. Maka dari itulah buku harian merupakan sumber data yang sangat berharga untuk keperluan penelidikan psikologis
    iv.            Kenang – kenangan masa muda yang biasanya di tulis oleh mereka yang telah melewati umur . kenang – kenangan yang demikian ini tentu merupakan sumber data penyelidikan psikologis yang sangat berharga.
      v.            Case history merupakan penggunaan berbagai sumber biografis dan masa lampau untuk keperluan analisa atau gejala. Semakin lengkap data mengenai masa lampai si subyek maka akan semakin tepat diagnosis yang di buat atas dasar – dasar data tersebut.
7) Metode Analisis Karya
Merupakan suatu metode penelitian yang dengan mengadakan analisis dari hasil karya. Hasil karya seseorang di pandang sebagai pengabdian dari pada sebagian tingkah lakunya, karena prestasi di hasilkan dari kegiatan. Karena itu hasil karya dapat di pakai sebagai salah satu metode untuk mengungkap kejadian atau sifat – sifat psikis seseorang.
8 ) Metode Klinis
Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan orang orang yang jiwanya terganggu (abnormal)
9) Metode Testing
Merupakan metode penelitian yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas lain yang telah distandarisasikan. Dalam psikologi kata test mula – mula di gunakan oleh J. M. Cateel pada tahun 1890 dan sejak itu semakin popular sebagai nama metode psikologis yang dipergunakan untuk menetukan ( mengukur ) aspek – aspek tertentu dari pada kepribadian.  Diantara definisi yang di berikan oleh para ahli adalah sebagai berikut “test adalah pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah – perintah yang harus di jalankan. Yang berdasarkan pada bagaimana testee menjawab pertanaan – pertanaan dan atau melakukan perintah – perintah – perintah itu penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkanna dengan standart atau testee yang lain”
10) Metode Statistik
Pada umumnya metode ini digunakan untuk mengadakan penganalisisan terhadap materi atau data yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian


1.3 Macam-Macam Pengumpulan Data
a.  Eksperimen           
            Eksperimen adalah suatu percobaan atau serangkaian percobaan pada sebuah proses atau sistem yang dilakukan dengan perubahan yang sengaja dilakukan pada variabel input sehingga kita dapat mengamati dan mengidentifikasi penyebab perubahan pada output sistem tersebut. Eksperimen diyakini mempengaruhi perilaku yang diteliti, dimanipulasi dengan prosedur yang dikontrol secara seksama di mana satu atau lebih variabel yang dibuat konstan. Jika perilaku yang diteliti berubah suatu saat sebuah variabel akan dimanipulasi, kita dapat mengatakan bahwa variabel yang dimanipulasi menyebabkan perubahan-perubahan perilaku. Dengan kata lain, eksperimen telah memperlihatkan sebab dan akibat. Sebab ialah perilaku yang dimanipulasi dan akibat ialah perilaku yang berubah karena manipulasi. Penempatan acak (random assignment) terjadi ketika para peneliti menempatkan subjek secara kebetulan kedalam kondisi eksperimen dan kontrol, sehingga mengurangi kemungkinan bahwa hasil eksperimen akan disebabkan oleh beberapa perbedaan yang telah ada sebelumnya.
Penempatan acak atau random assignment adalah peneliti menempatkan sebuah subjek penelitian ke dalam suatu kelompok tanpa disengaja. Teknik ini mengurangi kecenderungan bahwa hasil eksperimen akan sangat dipengaruhi oleh perbedaan antar kelompok yang sudah ada sebelumnya (Martin, 2004). Jumlah subyek untuk penelitiannya dibutuhkan banyak, sehingga dengan luasnya atau banyaknya subyek penelitian maka hasil yang didapatkan obyektif. Terdapat beberapa aspek penting dalam teori modelling atau eksperimen, yaitu :
  1. Subjek
  2. Objek
  3. Treatment
  4. Observasi atau perekaman : pengukuran
  5. Observer : pelaku pengukuran
  6. Variabel : perilaku modelling
-         Variabel Independen (bebas)
-         Variabel Dependen (Terikat)
  1. Etika (aspek terpenting dalam penelitian)
  2. Hipotesis
Subjek adalah individu yang akan diteliti atau dibeikan sebuah eksperimen. Misalnya, anak yang terdapat di penelitian Bandura dengan Bobo doll’s nya.
Objek adalah alat yang digunakan untuk melakukan penelitian eksperimen.
Treatment adalah pemberian perilaku terhadap subjek tersebut.
Observasi adalah pengukuran yang dilakukan terhadap subjek dan objek. Peneliti mengidentifikasi subjek dengan mengamati perilaku subjek setiap harinya untuk mengetahui hasilnya.
Observer adalah pelaku pengukuran tersebut yang dimana ia memiliki tugas untuk mengidentifikasi subjek.
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat berubah. Terdapat dua variabel dalam eksperimen yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel bebas adalah faktor eksperimental yang dimanipulasi. Ia adalah potensi penyebab. Penamaan ”bebas” digunakan karena variabel ini digunakan untuk dapat dimanipulasi mandiri dari faktor lain untuk menentukan akibatnya. Para peneliti memiliki banyak pilihan yang terbuka untuk mereka memilih variabel bebas dan satu eksperimennya dapat melibatkan beberpa variabel bebas. Variabel terikat adalah faktor yang dapat berubah dalam suatu eksperimen sebagai respons terhadap perubahan pada variabel bebas.  Sebagaimana peneliti memanipulasi variabel bebas, mereka mengukur variabel terikat untuk berbagai hasil akibat. sebuah aspek penting dari pengonseptualisasian sebuah masalah penelitian adalah menghasilkan cara konkret untuk mengukur variabel sendiri yang diteliti.
Etika adalah aspek terpenting dalam melakukan sebuah penelitian. Dimana peneliti harus memikirkan kembali apakah eksperimen yang akan dilakukan melanggar sebuah etika atau dapat dikatakan tidak memiliki etika untuk mengeksperimenkan penelitian yang akan dilakukan. Misalnya: eksperimen perbedaan anak dibawah umur merokok karena dipengaruhi lingkungan atau teman sebaya. Tidak memungkinkan jika anak dibawah umur kita berikan rokok untuk mengetahui hasilnya. kode etik yang diadopsi oleh APA menginstruksikan para peneliti untuk melindungi subjek mereka dari bahaya mental dan fisik. kepentingan terbaik subjek harus dijaga terutama di dalam pikiran peneliti. semua subjek harus memberi persetujuan mereka untuk berpastisipasi dalam studi penelitian, yang mensyaratkan bahwa subjek harus mengetahui bagaimana partisipasi mereka akan dilibatkan dan resiko apa yang mungkin berkembang. misalnya, subjek penelitian satu dengan satu yang lain harus diberitahukan sebelumnya bahwa kuisioner dapat merangsang pemikiran tentang isu yang mungkin tidak  mereka antisipasi. subjek juga harus diinformasikan bahwa dalam beberapa hal suatu diskusi tentang isu yang mungkin dimunculkan dapat memperbaiki. persoalan etis khusus mengatur pelaksanaan penelitian dengan anak-anak. pertama jika anak-anak harus diteliti, harus ada persetujuan yang diinformasikan dari orang tu atau wali yang sah. Orang tua memiliki hak untuk memperoleh gambaran yang memiliki lengkap dan akurat tentang apa yang akan dilakukan pada dan oleh anak-anak mereka dan dapat menolak untuk brpastisipasi. kedua, anak-anak juga memiliki hak. Psikolog berkewajiban menjelaskan secara persis apa yang akan dialami oleh anak-anak. anak dapat menolak untuk berpastisipasi, bahkan setelah persetujuan orang tua diberikan. jika demikian, para peneliti haruslah tidak menguji anak. Ketiga, psikolog harus selalu menimbang potensi yang membahayakan anak-anak dibandingkan dengan prospek manfaatnya bagi mereka. Keempat karena anak-anak berada dalam suatu posisi yang rawan dan lemah serta kurang kendali ketika menghadapi orang dewasa, psikolog sebaiknya selalu berusaha membuat pertemuan profesional sebagai suatu pengalaman yang positif dan mendukung.
Hipotesis adalah pernyataan sementara saat penelitiaan. Gagasan yang muncul secara logis dari sebuah teori. Ia merupakan suatu peramalan yang dapat diuji, bisa juga dianggap sebagai sebuah tebakan ilmiah atau teori yang diberikan dan penerapan logika.
Tujuan dari ekperimen sendiri adalah untuk mengontrol sebuah perilaku yang dimunculkan dimana penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahui sebuah hasil akhir yang dapat diidentifikasi bagaimana setiap individu berperilaku. Dimana tujuan dari ilmu psikologi adalah mengamati serta memahami perilaku dan menarik kesimpulan memahaminya untuk mengaplikasikan ilmu psikologi tersebut untuk mengontrol perilaku yang dimunculkan.
Beberapa peringatan mengenai penelitian eksperimen, Validitas merujuk pada kekuatan kesimpulan yang kita tarik dari suatu eksperimen. Ada dua jenis validitas yang penting bagi desain eksperimental. Jenis pertama adalah validitas ekologi (ecological validity) yang merujuk pada tingkat di mana desain eksperimental mewakili persoalan-persoalan di dunia nyata seperti yang seharusnya ditangani. Hal ini bermaksud, apakah metode eksperimental yang seharusnya ditangani.  Tujuannya untuk mengetahui apakah metode eksperimental dan hasilnya dapat digeneralisasikan kepada dunia nyata.
b. Survey dan Wawancara
Survey adalah suatu bentuk penelitian untuk dapat memperoleh informasi serta argumen dalam bentuk kuisioner atau wawancara kepada responden. Penelitian seperti ini diberikan kepada responden secara spesifik, dalam bentuk sebuat pertanyaan atau pilihan. Survey adalah cara terbaik untuk mendapatkan sebuah informasi yang menanyakan untuk hasil jawaban yang dibutuhkan peneliti. Pertanyaan yang diajukan juga cukup spesifik dan standar. Survey yang baik adalah dimana isi dari pertanyaan tersebut jelas dan tidak memungkinkan responden menjawab dengan ambigu serta memungkinkan penilaian akan keaslian jawaban. Pertanyaan dapat berupa keyakinan agama, kebiasaan individu atau dapat pula pengendalian individu.  Keuntungan utama dari survey ialah dapat dengan mudah diberikan kepada sejumlah besar responden.
            Wawancara juga sebuah metode penelitian yang sering digunakan oleh peneliti. Karena wawancara bersifat terbuka. Wawancara dapat dilakukan dengan bertatap muka, melalui telepon atau melalui media seperti internet. Model wawancara beragam, mulai dari yang sangat tidak terstuktur hingga yang sangat terstruktur. Struktur ditentukan oleh pertanyaan-pertanyaan itu sendiri atau pewawancara. Survey dan wawancara bersifat terstruktur dan terbuka. Pertanyan-pertanyaan bersifat spesifik. Survey dan wawancara memiliki masalah dalam penelitiannya, kecenderungan responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan cara yang mereka pakai  untuk diterima atau digunakan secara sosial, bisa saja mereka menjawab dengan apa yang benar-benar muncul dalam pikiran atau yang mereka rasakan daripada dengan cara mengkomunikasikan apa yang benar-benar pikirkan. contoh-contoh pertanyaan wawancara yang terstuktur adalah : pada minggu lalu, seberapa sering anda meneriaki pasangan, dan berapa sering pada tahun yang lalu anak anda terlibat dalam perkelahian di sekolah. 
            Kadang-kadang cara terbaik dan tercepat untuk memperoleh informasi dari orang-orang adalah dengan cara meminta informasi dari mereka. para psikolog menggunakan wawancara untuk mengetahui pengalaman dan sikap para individu. 
Terdapat beberapa aspek penting saat melakukan penelitian dengan metode survey yaitu :
  1. Responden (subjek) : 
  2. Alat ukur (angket, skala, kuisioner) : Isinya berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk dijawab oleh responden.
  3. Hipotesis : aspek penting dari pengujian hipotesis adalah analisis data.
  4. Pengukuran
  5. Variabel
Pewawancara yang berpengalaman mengetahui bagaimana memudahkan responden dan mendorong mereka untuk terbuka  penggunaan strategi wawancara ini memaksa para peneliti untuk terlibat dan bukan terpisah dari subjek mereka yang menghasilkan pemahaman yang lebih baik. Satu contoh sebuah survey yang dilakukan Gallup (1999), menanyakan para orang tua mengenai keyakinan mereka tentang masalah terpenting yang dihadapi sekolah. Masalah-masalah tersebut : 43 persen mengatakan obat-obatan terlarang , 40 persen hubungan seksual, 39 persen disiplin di dalam kelas, 28 persen kekerasan, dan 25 persen tekanan sosial di antara siswa untuk menjadi populer. survey ini dilakukan melalui wawancara telepon dengan sampel yang dipilih secara acak sebanyak 338 orang tua di Amerika Serikat. Pembahasan mengenai sampling acak sebelumnya karena sampling acak dianggap sebagai aspek penting dari proses survey.
            Kuesioner adalah sama dengan wawancara yang sangat terstruktur kecuali responden membaca pertanyaan-pertanyaan dan menandai jawaban-jawaban mereka di atas kertas dan bukan menjawab secara verbal kepada pewawancara. 
Kedua metode tersebut memiliki perbedaan yang spesifik yaitu eksperimen memiliki sebuat treatment atau pemberian perilaku terhadap subjek sedangkan metode penelitian survey tidak menggunakannya melainkan hanya pemberian sebuah angket, wawancara dan kuisioner.
c.    Observasi
Dalam observasi peneliti mengamati aktivitas sehari – hari individu dan secara hati – hati melaporkan perilakunuya. Observasi dilakukan di rumah, sekolah, kantor, tempat bermain, di jalanan, di tempat pesta dan lain sebagainya. Dalam observasi individu berprilaku spontan dalam situasi alamiyahnya, maka peneliti lebih percaya diri dalam menggeneralisasi hasil observasi pada situasi yang lain. Dengan observasi dapat di peroleh informasi yang berharga tentang efek variable lingkungan atau faktor lain, terhadap perilaku. Agar observasi berhasil di perlukan aturan  yang jelas untuk mengkategorikan dan melaporkan apa yang di observasi, yaitu untuk menjamin validitas dan rehabilitas onservasi. Ada dua macam study observasi, yaitu :
        i.             Naturalistic study ( observasi alamiah ). Dalam oobservasi alamiah peneliti mengobservasi dan melaporkan apa yang di observasi tanpa mengubah situasi. Missal , mengobservasi perilaku bermain anak di situasi sekolah, maka kita akan mengobservasi anak tersebut di sekolahnya pada saat bermain  dengan teman – temannya.
      ii.            Field study  dalam study lapangan peneliti memasukkan beberapa faktor dalam situasi alamiah sehingga  mengubah situasi tersebutr dan kemudian mengobservasi perilaku individu. Misalnya , ingin mengobservasi perilaku agresif anak – anak bila keinginan mereka tidak di penuhi, maka peneliti akan merancang situasi tersebut di dalam tempat tertentu ( di rungan anak di perliatkan banyak mainan, tetapi pada saat anak ingin  mengambil mainan tersebut, maka peneliti mengabmboil mainan itu sehingga anak tidak bisa menjangkaunya ) dan kemudian mengamati perilaku anak.
Dalam melakukan observasi, peneliti harus memutuskan perilaku yang akan di catat. Bila peneliti tertarik untuk mengetahui segala sesuatu yang dilakuka oleh subjek penelitian, maka mereka mengggunakan specimen record . jika peneliti tertarik untuk mempelajari perilaku tetentu seperti, bagaimana subjek (missal anak )  memberi tanggapan terhadap disiplin yang diberikan porang tua., maka dilakukan teknik event sampling. Dalam penddekatan event sampling, peneliti mencatat sejumlah perilaku yang terjadi pada suatu periode waktu tertentu, misalnya ibngin mengobservasi perilaku anak di sekolah saat proses belajar mengajar terjadi dalam waktu satu jam, maka kita bisa membagi satu jam kedalam 12 unit waktu yang masing – masing unitnya 5 menit. Pada setiap unit perilaku apa saja yang muncul kemudian di catat.







 

0 komentar :

Posting Komentar