Sabtu, 28 Maret 2015



1.      Pengertian
          Metode ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara lisan kepada siswa dari seorang guru dengan tujuan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.        
          Metode ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui metode ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama metode ini adalah kemampuan akademik siswa (academic achievement student). [1]
Metode eskpositori hampir sama dengan metode ceramah dalam hal ini guru sebagai pusat kegiatan yaitu pemberi informasi (bahan pelajaran). Akan tetapi pada metode eskpositori dominasi guru banyak berkurang, karena tidak terus menerus menyampaikan materi. Guru berbicara pada awal pelajaran, menerangkan metari dan contoh soal, dan pada waktu diperlukan saja. Murid tidak hanya mendengar dan membuat catatan tetapi membuat soal latihan dan pertanyaan jika mereka tidak paham.guru dapat memeriksa pekerjaan murid secara individual, dan menjelaskan lagi pada murid baik individual atau klasikal.
Jika dibandingkan dengan metode eskpositori pada metode ceramah dominasi guru dalam mengajar lebih aktif daripada metode ekpositori. Pada metode eskpositori murid mengerjakan soal latihan sendiri, saling bertanya dan mengerjakan bersama temannya atau membuat pertanyaan dipapantulis dari perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat bahwa cara mengerjakan matematika yang pada umumnya digunakan oleh guru matematika lebih tepat menggunakan metode ekspositori dari pada ceramah. Beberapa hasil penelitian di Amerika Serikat menyatakan metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling selektif dan efisien. Demikian pula David P. Ausubel berpendapat bahwa metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna.
Ausubel membedakan menjadi dua :
a.       Belajar dengan menerima (reception learning)
b.      Belajar melalui penemuan (discovery learning)
Jika materi yang disajikan pada murid lengkap sampai bentuk akhir yang berupa rumus atau pola bilangan maka cara belajar murid dikatakan belajar menerima.
Misalnya luas segitiga yang terdiri dari tinggi dan alas. Segitiga terbentuk dari jajargenjang yang dibelah menjadi dua. Sehingga rumus akhir diperoleh L = 1/2xaxt.
Pada belajar dengan penemuan, bentuk akhir yang berupa rumus, pola, aturan itu harus ditemukan sendiri oleh murid. Proses penemuannya dapat dilakukan sendiri atau dapat pula dengan bimbingan.
Belajar dibedakan menjadi :
a.       Belajar dengan menghafal (rote learning)
b.      Belajar dengan pengertian (meaningful learning)
Pada belajar dengan pengertian yang diutamakan adalah prosesnya, sedangkan hasilnya hanya nomer dua.
Belajar dengan menerima dan belajar menemui penemuan keduanya menjadi belajar dengan menghafal
2.      Prinsip-prinsip
a.       Berorientasi pada tujuan
Tujuan adalah pertimbangan utama dalam penggunaan metode ini. walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama.
b.      Prinsip komunikasi
Proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan) dapat dikatakan sebagai proses komunikasi. Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang telah dirancang dan disusun dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.
c.       Prinsip kesiapan
Guru harus terlebih dahulu memosisikan siswa dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan memulai pelajaran, ketika siswa belum siap untuk menerimanya.
d.      Prinsip berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
3.      Prosedur
a.       Persiapan (Preparation)   
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam metode ekspositori, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat bergantung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan yaitu :
1)      Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif. 
2)      Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar. 
3)      Merangsang dan mengubah rasa ingin tahu siswa. 
4)      Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
b.      Penyajian (Presentation)
Tahap penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.Hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini diantaranya : Penggunaan bahasa, intonasi suara, Menjaga kontak mata dengan siswa, serta menggunakan kemampuan guru untuk menjaga agar suasana kelas tetap hidup dan menyenangkan.
c.       Korelasi (Correlation)
Tahap korelasi adalah langkah yang dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimiliki siswa maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
d.      Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Sebab melalui langkah menyimpulkan, siswa dapat mengambil inti sari dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan. Sehingga siswa tidak merasa ragu lagi akan penjelasan guru. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan cara mengulang kembali inti- inti materi yang menjadi pokok persoalan, memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang diajarkan, dan membuat maping atau pemetaan keterkaitan antar pokok-pokok materi.
e.       Mengaplikasikan (Aplication)
Tahap aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori. Sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya, dengan membuat tugas yang relevan, serta dengan memberikan tes materi yang telah diajarkan untuk dikerjakan oleh siswa.
4.      Contoh Mengajar dengan Metode Ekspositori
Belajar menerima maupun menemukan sama-sama dapat berupa belajar menghafal atau bermakna. Misalnya dalam mempelajari konsep dalil Pythagoras tentang segitiga siku-siku, mungkin bentuk terakhir c2 = b2 + a2 sudah disajikan (belajar menerima), tetapi siswa memahami rumus itu selalu dikaitkan dengan sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku ; jadi ia belajar secara bermakna. Siswa lain memahami rumus c2 = b2 + a2 dari pencarian (belajar menemukan), tetapi bila kemudian ia menghafalkan c2 = a2 + b2 tanpa dikaitkan dengan sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku, maka jadinya ia belajar menghafal.
5.      Kelebihan dan kelemahan
a.       Kelebihan
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1)      Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2)      Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3)      Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4)      Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
b.      Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, di antaranya:
1)      Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain.
2)      Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3)      Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4)      Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan pada saat-saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan materi, memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya mendengarkan, membuat catatan, atau memperhatikan saja, tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mungkin dalam kegiatan ini siswa saling bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama dengan temannya, dan seorang siswa diminta mengerjakan di papan tulis. Saat kegiatan siswa mengerjakan latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa secara individual dan menjelaskan kembali secara individual. Apabila dipandang masih banyak pekerjaan siswa belum sempurna, kegiatan tersebut diikuti penjelasan secara klasikal.
Pada umumnya guru lebih suka menggunakan metode ceramah dikombinasikan dengan metode tanya jawab. Metode ceramah banyak dipilih karena mudah dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat waktu dan tenaga, dengan satu langkah langsung bisa menjangkau semua siswa dan dapat dilakukan cukup di dalam kelas.
Popham & Baker menjelaskan bahwa setiap penyajian informasi secara lisan dapat disebut ceramah. Penyajian ceramah yang bersifat formal dan biasanya berlangsung selama 45 menit maupun yang informal yang hanya berlangsung selama 5 menit. Ceramah tidak dapat dikatakan baik atau buruk, tetapi penyampaian ceramah harus dinilai menurut tujuan penggunaannya.[2]
Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Disamping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.
















Daftar Pustaka
Jamarah,B.S. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Popham,W.J. 1992. Tehnik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : Rineka Cipta.
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Bandung : Kencana Prenada Media Group.
Suherman, Erman dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA-Universitas Pendidikan Indonesia..
Www.Blogspot,Artikel,Berita,ProgramPelatihanPembelajaranEkspositoriPAKEM.com, diakses pada tanggal 6 Maret 2015 pukul 11.12 WIB.






 [1] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Bandung : Kencana Prenada Media Group, 2008), hal. 179
[2] Www.Blogspot,Artikel,Berita,ProgramPelatihanPembelajaranEkspositoriPAKEM.com, diakses pada tanggal 6 Maret 2015

0 komentar :

Posting Komentar